Latest Posts :
Home » » Minum Di Sela Makan Picu Gangguan Pencernaan

Minum Di Sela Makan Picu Gangguan Pencernaan

{[['']]}
Air memiliki begitu banyak manfaat bagi tubuh manusia. Tanpa air, semua sel-sel, organ dan jaringan tubuh kita tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik. Karena tubuh manusia sehari-harinya banyak mengeluarkan air saat bernafas, berkeringat, buang air kecil, buang air besar, dan lain-lain, maka sangatlah penting bagi kita untuk memenuhi kembali pasokan dan kecukupan air dalam tubuh lewat konsumsi minuman dan makanan yang mengandung air.


Berapa banyak air yang harus kita minum setiap harinya?
Rokemendasi terdahulu dari para ahli kesehatan menyebutkan bahwa konsumsi air putih yang dianjurkan adalah sekitar 6 – 8 gelas atau 1,5 – 2 liter perhari. Namun, ada juga rekomendasi terbaru saat ini yang menyebutkan bahwa kebutuhan air tiap-tiap orang berbeda bergantung pada kondisi-kondisi tertentu, yaitu aktivitas fisik, cuaca, diet, berat badan, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan. Untuk itu minumlah secukupnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing dan minumlah saat Anda merasa haus, karena haus dan dahaga adalah indikator terbaik untuk mengetahui kapan saatnya tubuh kita membutuhkan minum.
Kebutuhan cairan ke dalam tubuh tidak hanya diperoleh dari air putih saja, namun juga dari konsumsi sayur, buah, serta minuman dan makanan lainnya yang mengandung air.

Faktor yang memengaruhi kebutuhan konsumsi air:
  • Aktivitas fisik
    Orang yang aktivitas fisiknya cukup tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak. Mereka yang banyak bergerak misalnya atlit dan olahragawan tentunya membutuhkan pasokan air yang lebih tinggi untuk mengganti cairan tubuh yang hilang saat beraktivitas.
  • Cuaca dan lingkungan
    Mereka yang berada di daerah yang cuacanya panas dan kering biasanya lebih banyak berkeringat dan sering merasa haus. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan cairan bagi mereka yang berada di lingkungan panas dan kering jauh lebih tinggi. Mereka yang hidup di daerah dataran tinggi (2500 m dari permukaan laut) juga membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak, karena terjadinya peningkatan proses respirasi dan urinasi.
  • Diet/makanan
    Faktor diet/makanan seseorang juga berpengaruh terhadap kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi. Seseorang yang mengonsumsi buah dan sayur membutuhkan air putih lebih sedikit daripada mereka yang hanya mengonsumsi makanan berlemak saja. Mereka yang sering menyantap makanan yang berlemak dan makanan yang rendah serat tentunya membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.
  • Faktor berat badan
    Orang gemuk juga butuh mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang lebih banyak daripada orang yang kurus. Orang gemuk memiliki simpanan lemak tubuh yang lebih banyak sehingga membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak, agar bisa dimetabolisme.
  • Kondisi kesehatan
    Kebutuhan konsumsi air juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang. Mereka yang menderita kondisi kesehatan tertentu seperti demam, muntah-muntah, diare, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih memerlukan air dalam jumlah yang lebih banyak.
    Di sisi lain, beberapa kondisi kesehatan seperti gagal jantung dan beberapa tipe penyakit ginjal, hati atau penyakit adrenal lainnya dapat mengganggu ekskresi air dan bahkan mengharuskan Anda untuk membatasi konsumsi cairan.
  • Jenis kelamin
    Kebutuhan cairan laki-laki jauh lebih banyak dari pada wanita. Rekomendasi dari Institute of Medicine, Amerika menyebutkan bahwa total kebutuhan cairan tubuh untuk pria perhari adalah sekitar 3 liter, sementara untuk wanita adalah 2,2 liter perhari.
    Sementera mereka yang aktivitas fisiknya lebih tinggi, contohnya atlit dan olahragawan tentunya membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak lagi, yaitu sekitar 3.7 liter untuk atlit pria, dan 2,7 liter perhari untuk atlit wanita. Ingat, yang dimaksud cairan disini bukanlah dari konsumsi air putih saja melainkan dari konsumsi makanan dan minuman lainnya yang mengandung air.
  • Kondisi-kondisi lainnya
    Kondisi-kondisi lainnya, misalnya saat hamil dan menyusui juga membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak.
    Kebutuhan cairan ibu hamil adalah 2.3 liter perhari, sementara ibu menyusui butuh cairan sekitar 3.1 liter perhari.
    Mereka yang berpuasa juga perlu menjaga kebutuhan cairan tubuh. Air sangatlah diperlukan untuk mencegah dehidrasi selama siang hari saat berpuasa agar tubuh tidak lemas.
    Orang yang sedang mengkonsumsi obat-obatan juga perlu mengkonsumsi air dalam jumlah yang lebih banyak.
Apakah Anda termasuk orang yang terbiasa minum di sela-sela makan? Jika iya, sebaiknya Anda segera mengubah kebiasaan tersebut. Seorang pakar diet di India mengungkap bahwa kebiasaan minum di sela-sela makan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan.

Shonali Sabherwal seorang pakar diet dari India mengatakan, “Banyak orang menganggap bahwa dengan minum air di sela-sela makan dapat menurunkan makanan lebih cepat. Padahal cara ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan yang beragam,” terang Sabherwal seperti dilansir timesofindia.

Lebih jauh Sabherwal menjelaskan bahwa minuman yang dikonsumsi di sela-sela makan akan diserap dinding usus lambung. Penyerapan ini akan terus berlanjut hingga hormon-hormon pencernaan mulai dilepaskan untuk mencerna makanan.

Jika hormon tersebut tercampur dengan air maka konsentrasinya akan menjadi lebih rendah daripada makanan yang ada di dalam perut. Inilah yang mengakibatkan makanan tidak tercerna dengan baik dan sempurna. Dalam tingkat lanjut kondisi ini dapat mengakibatkan heartburn danrefluks asam lambung.

Selain itu, kebiasaan ini juga dapat memicu lonjakan kadar insulin dalam tubuh, sama halnya pengaruh yang didapatkan setelah mengonsumsi makanan ber-indeks glikemik tinggi. Ini berarti Anda memperbesar risiko penumpukan lemak dan penyakit diabetes.

Untuk mengatasi kebiasaan ini, Sabherwal menyarankan agar mengonsumsi makanan yang rendah garam. Makanan yang terlalu asin dapat meningkatkan rasa haus dan merangsang Anda untuk terus minum saat makan.

Mengunyah makanan lebih lama juga bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengurangi risiko gangguan pencernaan yang diakibatkan kebiasaan minum di sela-sela makan.


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : || Creating Website || Pujiono ||
Copyright © 2011. IPTEK DAN IMTAQ - All Rights Reserved